blog ini merupakan karya sastra yang berisikan kritik sastra, cerpen dan puisi

Wednesday, October 9, 2019

AKU INGIN MENJADI EMBUN DI PAGIMU

BAGIAN I

Kemarin aku lihat mentari bersinar…indah sekali. Awan seolah sungkan tuk tutupi wajah anggunnya. Walau pagi itu dingin namun aku merasakan ada kehangatan dari teriknya mentari. Mentari itu seolah hidup, bahkan memandangnya akupun tiada kuasa. Kucoba melawan bola matanya yang menyala namun kutemukan kabut hitam seolah ingin butakan mataku.
Aku sebenarnya benci melawan. Melawan malam dengan mimpi-mimpiku, melawa siang dengan pekerjaanku. Dan sungguh bodoh jika aku ingin melawan sang mata “mentari”. Akupun sempat untuk melawan takdir yang seolah tiada pernah adil.
Sekarang semuanya telah terbalik…namun kita tidak pernah menyadarinya. Tidakkah kau rasakan malam telah tergantikan oleh siang. Manusia telah kehilangan kemanusiaannya dan berubah menjadi seekor binatang menakutkan dan mematikan, dan seketika itu juga binatang terus berusaha tuk jadi manusia dengan segala kekurangannya. Dan esok mungkin kita tidak lagi menemukan keharuman pada mawar, entah keharuman itu telah tergantikan oleh apa? Dan tidak heran jika kau melihat cinta telah terbeli oleh benci dan kini tinggal mimpi-mimpi sepi…
Banyak pilihan yang kerap kita temui selama ini…banyak jiwa yang harus kita pilih…banyak benda kerap ganggu pikiran tuk kita miliki…dan hari ini apalagi yang membuat kita harus memilih? Namun kelak kau kan sadar, bukan matamu…bukan telingamu…bukan lidahmu…dan bukan juga tanganmu yang kan memilihnya. Hatimulah yang kan bicara tentang siapa dan apa yang harus kau pilih.
Cita-cita, asa dan harapan seolah tiada lagi dalam ingatan. Pergi…terkubur tanpa membekas. Begitupula mimpi-mimpi negeri ini, sobat. Negeri ini sudah lama tidak memiliki mimpi, negeri ini telah lama mati. Namun aku kabarkan bahwa negeri ini menunggu datangnya tangan hangat yang kan membelai rambutnya, layaknya sang Majnun merindukan sang Layla. Dan kelak negeri ini kan jadi negeri yang ditakuti oleh lawan-lawannya. Lalu tangan siapakah yang hangat itu, tangan yang mampu ubah kematian jadi sebuah kehidupan, tangan yang dapat ubah takdir Tuhan. Itulah tangan para pemuda, namun pemuda saat ini tidak lagi sadar.
Pemuda saat ini takut melihat ke belakang, karena di belakang sana mereka kan menemukan penyesalan. Pemuda saat ini takut melihat masa depan, karena masa depan yang terhampar penuh ketakutan…penuh rintangan dan memerlukan pengorbanan. Dan keadaan ini tidaklah dapat dihentikan oleh saktinya pancasila kita, tidak juga oleh air mata ibu pertiwi namun dengan keberanian dan rasa kepemilikan serta kebersamaan. Bukankah negeri ini terlahir dari sebuah kebhineka tunggal ika-an.
Jadilah bunga mawar…jangan jadi sembarang bunga. Mawar, ia indah dan juga harum. Dengan durinya ia dapat lindungi dirinya. Tapi lihat melati…ia indah, wangi namun ia tidak pandai tuk jaga dirinya. Dan aku ingin jadi mentari…yang dengan sinarku ku kan terangi dunia, dan dengan sinarku pula ku kan hangatkan setiap kehidupan. Namun jika aku tak mmapu jadi mentari, kukan jadi sinar yang sangat terang bahkan lebih terang dari mentari. Ku kan lawan mentari dengan sinarku, kukan lawan malam dengan indahnya cahayaku hingga kelak orang kan panggil diriku dikala dalam kegelapan.
Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua mata untuk melihat dan dua telinga untuk mendengar. Tapi mengapa tuhan hanya menciptakan sekeping hati? Karena Tuhan telah ciptakan sekepingnya lagi untuk kita mencarinya.
Aku ingin menjadi embun di pagimu…

BAGIAN II

Entah mengapa hujan selalu mengguyur tanah seolah kabarkan tiada musim panas lagi kan embuat indah setiap hari-hari kita. Namun aku tak mau kau bersedih, biarkan hujan mengguyur…biarkan air jatuh…biarkan. Walau hujan, walau tanpa mentari toh kudengar kau masih dapat bernyanyi.
Hidup tidaklah selamanya harus indah. Hidup tidaklah seperti samudera yang tak berujung dan tidak bertepi. Bukan hidup jika tidak menemukan satu kesukaran. Bukan hidup jika setiap hari kau tidak punya satu masalah, karena kelahiranmupun adalah sebuah masalah.dan bukanlah kehidupan jika tidak ada kata “berhenti”.
Satu hal yang seringkali kita lupakan, bahkan banyak yang membencinya. Refleksi diri, analisa diri. Karena itu menakutkan dan menyedihkan. Namun itu tidaklah benar, sobat. Refleksi diri sama halnya kita bercermin. Tentu kita kan melihat dua hal, keindahan dan keburukan. Itulah kita, dan itulah kehidupan.
Sudah berapa teman yang datang dan pergi dalam sebuah keidupan kita. Terkadang meninggalkan kesan dan tak jarang memberi bekas luka. Hanya satu hal yang hanya datang dan tiada pernah pergi, yaitu keluarga. Karena teman datang silih berganti, namun keluargalah tempat kita kembali. So jika kau tidak ingin kehilangan lagi sahabat-sahabatmu, jadikanlah ia sebagai keluargamu, jadikan ia saudaramu.
Aku tak tahu harus menyanyikan lagu apa dihari ini, yang mungkin bagimu adalah hari yang dinanti. Jangan takut berganti umur, jangan takut bertambah dewasa. Karena zaman tidaklah dapat untuk dilawan. Karena cepat atau lambat perubahan itu mestilah harus terjadi (Soe Hok Gie).
Jika harus berteriak…teriakkanlah! Jika harus bicara…bicaralah! Karena saat ini jarang sekali mulut yang dapat tuk berteriak lantang lagi. Karena saat ini jarang sekali mulut yang dapat bicara dengan lugas dan bijaksana tanpa paksaan. Jangan tutup mulutmu, karena kelak dengan mulut itu kan kau telan pahit manisnya kehidupan.
Jika memang harus menangis…menangislah! Karena tidaklah selamanya air mata itu jahat. Met ulang tahun sobat, selamat bertambah usia. Bertambah usia bukan berarti harus terbaik namun lebih baik dari sebelumnya.
Ingat, langit teramatlah rendah untuk gantungkan cita-citamu. Aku mampu wujudkan citamu, namun aku ingin lihat kau berdiri diatas kakimu, ya diatas kedua kakimu. Tegak, tanpa ada yang dapat halangi…dan kelak tiada yang dapat goyahkan dirimu apalagi jatuhkan kau.
Kan kubantu kau terbang, walau itu tidaklah terlampau tinggi. Karena aku takut jika kelak terjatuh. Satu pesan buat dirimu, pertahankan senyum itu. Dan kelak dengan senyum itu kan kau tundukkan dunia!
Ingat, ceritamu masih panjang…jangan kau akhiri sampai disini. Tidak ada yang boleh rubah ceritamu, karena kau berhak jadi aktris terbaik dalam dramamu. Kau berhak atur ceritamu sendiri, kau berhak tentukan warna umtuk gambarmu, bukan aku, bukan mereka apalagi dia!!!

0 comments:

Post a Comment