blog ini merupakan karya sastra yang berisikan kritik sastra, cerpen dan puisi

Sunday, June 21, 2020

AIR MATA

Beribu-ribu air mata
jatuh di telapak tanganku
seperti embun yang dilahirkan pagi 
kemudian meronta menjadi hujan 
di jalan-jalan sunyi

kesedihan kutemui
di jendela mata
sekeping kisah mendebar luka
memotong mimpi-mimpi
keping-keping tidur pun
terjaga di sudut kamar
menghitung angka-angka
tergeletak 
di antara kau dan dia
siapa yang lebih mencinta

sembab
bulan di pucuk langit
mengatup rapat bibir lebam
lembap
dicium gerimis yang gugur
dari mata bintang
seperti gelagar kita semalam
di kota yang belum ada kenangan
setelah perpisahan
Read More

Wednesday, May 13, 2020

MENGENANGMU

Aku selalu jatuh rindu 
bukan padamu
tapi pada hujan itu
yang terlalu merdu

sesekali ia seperti lagu
nyanyikan kembali
masa kecilku
di rumah ibu
hingga dunia menuntutku 
pergi mengejar waktu

sering hujan itu
bercerita di jendela
kisah kami 
bagai pari-pari
mulus dan suci

sesekali hujan itu air mataku
gugur sembunyikan rindu
berdegup laju

kini denganmu pun 
bukan aku
sebagian perjalanan itu
retak berbagi persimpangan
lalu kita memilih jalan 
berlainan

banyak sekali 
aku kehilangan
waktu dan orang-orang yang kusayang
begitu juga air mata ini
tumpah di dalam sepi
mengisi ruang hati
Read More

HUJAN DI PAGI INI

Hujan ini
mengejutkanku dari tidur
perlahan-lahan menarik selimut
dan menitipkan beberapa biji dingin
di tubuhku
hingga kenangan tentang hangatmu
tumbuhkan rindu

Hujan yang tidak banyak
tetesnya riuh mengeluh
di jendela sedikit terbuka
ia berbicara
sedangkan bulan tergantung di sana
mulai terbagi dua

Hujan dari langit Mei
pertama kali setelah malam-malam gersang
panas tegak
menggantikan embun di bumbung

Aku tidak bisa lelap
hujan membuat ranjangku sesak
mimpi, rindu dan angan 
tak satu pun bisa aku dekap
Read More

TERASING

Perlarian bunga-bunga kapas
mengejar angin
hanyutkan nafas
dan musim tumbuhkan tangkai
rindu
di sekuntum cumbu

kenangan adalah negara
dibangunkan oleh waktu 
di kunjungi fikiran
dan hati mengelolah keinginan
sesekali pulang
menyiasati kemarin
yang menyisakan manis
di cangkir kehidupan

dan aku hanya sebuah daerah
terlupakan olehmu
kian terasing 
dan terpencil dari peta hatimu

banyak jalan menujuku
kau jadikan semuanya
sulit
rumit
dan akhirnya luka ini 
jatuh sakit
Read More

Monday, May 4, 2020

SEJILID PERCINTAAN

Aku memikirkanmu
Saat embun bertukar menjadi butiran hujan
Tumpah dalam kopiku
Limpah lalu beku
Tak lagi menghangatkan rindu

Barangkali rasa ini tercecer di birai ranjang
Setelah sepanjang malam
Aku hanya didekap kesepian
Dalam hitungan jam
Menunggu kau pulang

Ini adalah penantian tanpa jawaban
Yang selalu kuselipkan pertanyaan
Tiap kali senja menyerahkan malam
Dan tiap kali pagi membuka kelopak mataku
Mengusir mimpi indah itu

Kuterjaga tanpa harapan
Tanpa kusadari
Itulah luka yang paling dalam
Setelah menelaah sejilid percintaan
Yang terkisah dalam airmata hujan
Read More

Wednesday, April 22, 2020

KATA KITA

Sudah kukatakan
sepenuh cinta dan manja
aku benci kita berjumpa
jika hanya sesaat
membuat rindu kembali sesat

sudah kuulang
berkali-kali
aku memintamu pulang
bukan untuk percintaan
tapi genapkan
luka yang masih ganjil di dalam

aku tidak diam
meski bibirku terkatup rapat
banyak kata-kata
begitu juga hasrat
telah menjadi pesan
kutitip pada malaikat

pada akhirnya
riuh jeritan dan panggilan
tidak pernah selesai dengan tangisan
air mata hanyalah hujan
hanyut di perairan
dan rindu percuma
hatiku yang kosong
ditinggal kenangan
Read More

MATAHARI DAN LANGIT JINGGA

Berpuluh-puluh jalan coba kususuri, mengintai bayang-bayangmu lewat senja di muka pintu, terkadang aku mengejar waktu, menuju ke rumah yang belum kita tuju, di sana ada matahari dan langit jingga, sementara di sini hanya hujan sedang menggila.

Kusembunyikan separuh hatiku di dalam tubuh puisi, ketika malam menyikat cahaya di paras rembulan sepi, padahal petang masih begini, mengikat kenangan di tirai pintu, sesekali angin merayu dan membuai, membujuk ingatan dengan manja, menggoda luka berkali-kali; hujan di luar masih tertawa enggan berhenti.

Kesepian ini bersambung lagi, tak pernah melepaskanku sendiri, kadang-kadang terasa  menikam dadaku, sesekali seperti kematian yang belum aku tandatangani dengan rindu...
Read More