blog ini merupakan karya sastra yang berisikan kritik sastra, cerpen dan puisi

Wednesday, October 9, 2019

NARASI RINDU

Tertunduk membungkuk kau memandangku
Beranikan diri kerlingkan indah dua bola
Tempat mengalir samudera
Aku terangguk dengar lima tanya berlalu
Walau tak berharap ada jawab terutara
Usah menunduk, sayang
Aku bukan dewa kaupun manusia
Tegaklah laksana alif
Biarkan ku menjadi hamzah di mahkotamu
Berlalu diri dalam tegap
Tanpa ada dawai mengalun
Pertemuan selalu sekejap
Selebihnya drama narasi rindu tak berkesudahan
May Ziadah tiada pernah bersua Gibran
Ia takut kelak kan jadi beban
Pertemuan terbaik adalah pertemuan mata
Karena di dalamnya tak ada dusta
Tahukah kau apa yang terjadi
Bila Rumi temukan Tabriz
Saat itu matahari mati dan rembulan padam
Tapi sudahlah,
Itu dongeng purba bagi pecinta
Laila sihir Qais jadi gila (majnun)
Rama pertaruhkan nyawa demi Shinta
Cleopatra bungkukkan lutut raja
Dan takluklah Nil ke tangannya
Kecantikan abadi ada di hati
Karnyalah mereka rela berkorban
Tanyakan pada hatimu
Sudahkah ada yang berkorban untukmu?

0 comments:

Post a Comment