blog ini merupakan karya sastra yang berisikan kritik sastra, cerpen dan puisi

Thursday, October 17, 2019

SUNYI PAGI

Guguran embun jatuh di atas kulitku yang dingin, mengupas diam di antara lubang kecil, senyap pagi yang kubaca sebelum matahari, kembali menggali hati, jauh ke dasar, menjamah gigil yang belum pernah.

Mataku sunyi, semalam ia menziarahimu di dalam ilusi, seberkas lukisan dalam ingatan yang belum sudah, kuasnya masih basah, bercak-bercak biru dan merah mulai lebam dan muram.

Tak pernah lama begini, aku bergulat di dalam pagi, membiarkan tajam embun menembus langit lalu jatuh ke dalam hati, perlahan luka kembali lembap, bercampur rindu yang semula hangat.

Di mana matahari? Dinding pagi begitu gelap, jalannya berkabut sepanjang surat, wajahmu menelan cahaya, mataku terpaku di sana, bayang-bayangkah yang menjelma atau khayalanku yang rebah dalam pesona?

0 comments:

Post a Comment