blog ini merupakan karya sastra yang berisikan kritik sastra, cerpen dan puisi

Wednesday, November 20, 2019

MUSIM YANG ENTAH

Bukankah langit membawa musim baru untuk rindu?

Matahari yang kembang dan hujan menyusuri pipimu yang suram, menumbuhkan ladang-ladang mimpi di ranting hijau yang sempat mencintai bunga kenangan. Dedaunan membuka dada di setiap nafas angin, lalu menitipkan November biru di tanah saat ia melayang jatuh, kering bersama air mata yang rapuh.

Aku mencintai dua belas musim di sepasang matamu, kemarau sahara yang menguning dan lembap gerimis yang manis di ujung netra, membawaku mengembara dari rumah ke rumah, menemukanmu di satu kamar musim yang pernah. Ya, pernah ada kita mencairkan warna lampu untuk gelap itu.

Musim yang kian meng-entah, masih aku rindukan percakapan senja yang bungkam di bibirmu, kau yang diam saat waktu mengucapkan selamat jalan untuk kita yang mulai terasing, kau yang senyap saat mimpi meluruhkan sayap hingga kita tak mampu terbang dan langit itu kembali kosong, tak pernah lagi kita lukis dengan pelangi, meski hujan telah pergi.

"Aku yang tertinggal bersama cinta di sini."

0 comments:

Post a Comment