blog ini merupakan karya sastra yang berisikan kritik sastra, cerpen dan puisi

Friday, April 10, 2020

AKU DAN WAKTU

Aku berkhayal, menemukanmu di tubuh angin dan kulelapkan sebentar rindu di sana, sebelum mimpi memberiku sayap, menggapai bahumu yang kiri di langit senyap.

Mencintaimu dalam diam, tanpa riuh dan keramaian, aku mengambil waktu, menyulam ribuan rindu dan kenangan, meski hanya beberapa malam kita sempat menganyam kehidupan di sebuah kota pertemuan.

Meski februari tidak selalu hujan, aku melihat jatuhan embun sebagai gerimis yang pulang, jatuh di birai jendela, sesekali bercinta dengan cermin kaca yang selalu lupa kubuka.

Di dalam hati, sudah terlalu dalam, kutanamkan kasih dan sayang, menyemai benih-benih harapan, hingga mataku yang tidur selalu mengimpikan dunia tanpa waktu, di sana kita lebih lama memeluk rindu dan bercumbu hingga langit dan matahari menjadi kekasih yang tidak menemukan senja dan malam di dalam sebuah pelukan.

Dunia itu, sudah kutau, hanya sebuah puisi yang tak pernah di beri. Namun cinta selalu bisa membina dunia, menyatukan semula runtuhan tembok-tembok kota, mengembalikan hati kita pada satu rasa, melangkah sempadan mimpi dan terjaga di sebuah negeri.

Suatu waktu itu, ketika angin memetik bunga-bunga rindu di bangku, aku terlebih dulu memelukmu meski tanpa tubuh, berharap luka bisa sembuh, seperti langit semalam, tekun  menjahit bulan hingga subuh.

0 comments:

Post a Comment