blog ini merupakan karya sastra yang berisikan kritik sastra, cerpen dan puisi

Saturday, April 11, 2020

PAGI PERTAMA FEBRUARI

pagi sedang meraba matahari di pucuk langit yang kembali muda,

rindu seperti burung-burung yang bersayap perak, hilang dalam silau cahaya,

laut menggigil perlahan, menunggu ombak sampai ke tepian, mencuri sedikit dekap dengan pasir dan menghilangkan jejak-jejak yang kupanggil

deru angin dan suara ombak saling merayu, sampai ke telingaku begitu sedih dan menyayat, seperti lolongan hati yang carik halkumnya, terkoyak

matahari yang tidak bertangkai, langit tanpa jendela, laut yang tiada jalan, kapal-kapal hilang...

kini kisah aku dan dia ada dalam semesta, meski tak bisa kusentuh, tetap terasa, seperti pagi, langit, matahari, laut dan jalanan ini yang menjadi saksi pada hatiku yang masih gagah berdiri...

0 comments:

Post a Comment