blog ini merupakan karya sastra yang berisikan kritik sastra, cerpen dan puisi

Friday, April 10, 2020

LANGIT YANG TAK BERKATA-KATA

Meski berkali-kali ia menjadi senja dan mengutip mentari di dalam dada, hingga malam tumpahkan gelap dan sunyi, ia masih tidak sembunyi dan ketika pagi bercerita tentang mimpi yang hilang dari ranjang, ia masih tetap mengisahkan hujan yang menangis di jalan-jalan.

Ia tak pernah berkata-kata, langit yang menulis seluruh semusim dalam satu rasa, mengeja kerinduan di separuh Maret yang tenggelam dalam air mata, menetes dari luka yang gagal dijahit waktu, cecerkan semua kenangan tentangmu.

Langit itu beku, seperti tungguku yang sudah menjadi batu, hujan di sungai-sungai dan bukit-bukit mu, perahu-perahu kecil yang memunggah rindu, ikan-ikan yang meloncat ke langit, menjadi bintang di malam-malam yang sempit, selalu kulihat di langit kotaku, seperti matamu yang jauh menatap sendu.

Langit ini kehilangan bicara, walau dulu ia selalu mengisahkan pelangi dan senja, namun setelah semusim hujan datang dan kau tak pulang-pulang, semuanya mencair dan hanyut bersama kenangan, langit ini tak ingin lagi berbincang.

0 comments:

Post a Comment