blog ini merupakan karya sastra yang berisikan kritik sastra, cerpen dan puisi

Friday, April 10, 2020

SEBAIT

Malam sudah menutup pintu, mengurung aku dengan kesepian di bilik pagi yang belum tumbuh matahari, sekeping hati di dalam buku puisi, menunggu disentuhmu untuk sebait tulisan romantis mengenai rindu.

Bilik tanpa jendela, buku tanpa halamannya, helai-helai daun menjerit di luar sana, sementara bait-bait masih gemetar menyulam suara hujan dan desah bulan di tepi ranjang, mengisi baris kosong yang masih telanjang.

Kita belum sempat bercinta, tapi asmara pun sudah melepaskan layarnya, angin menggiring musim pelayaran yang jauh, di mana aku ingin kita saling sentuh meski hanya lewat drkapan tanpa tubuh.

Terserah waktu, jika perjalanan di laut adalah nautika yang tak pernah mengizinkan pertemuan, aku tidak akan mendesak, mencintaimu dalam diam adalah cara hatiku bekerja dengan setia, hingga akhirnya kau pulang melihatku, meski hanya kenangan yang kau catat di dalam buku.

"Tulislah aku."

0 comments:

Post a Comment