blog ini merupakan karya sastra yang berisikan kritik sastra, cerpen dan puisi

Friday, April 10, 2020

SURAT CINTA LAMA

Ku bakar surat-surat cinta kita, meski kenangan tak sempat mengabu, kuadukan pada hujan separagraf permintaan satu hal yang selalu berdebat denganku; rindu.

Surat-surat itu tidak banyak, hanya sekeping ucapan hati yang bersambung di tiap malam sunyi, belum nyenyak, barangkali takut pada mimpi atau gusar tentang huruf-huruf yang pergi, gagal mengejamu lagi.

Aku hanya terbakar hati pada matahari, pelan-pelan surat cintaku padamu terbakar dalam sepi, sisa-sisa hitam jatuh di lubang gelap, berteriak lalu senyap.

Rindu dan aku, kembali menjadi orang asing, dua sosok yang menyimpan namamu sebagai awal pertama kali, pernah akrab kemudian dihasut luka, aku dan rindu saling berperang dan lupa tentang hati yang terbunuh oleh keadaan.

Tersudut oleh waktu, jarum jam lelah membaca angka, suatu musim di kamar tanpa jendela, aku mencoba untuk menjengukmu di luar sana, meski riuh dan ramai mengatakan aku gila, surat cinta tetap kubaca bila saja hujan mengunjungiku dengan hiba, setelahnya, dalam-dalam kutikam sedihku dengan air mata.

0 comments:

Post a Comment