blog ini merupakan karya sastra yang berisikan kritik sastra, cerpen dan puisi

Saturday, December 21, 2019

BULAN PUTIH

bulan putih pelan-pelan mengabu, langit malam pucat seribu, menggantung banyak wajahmu di antara kesepian yang kupetik di pohon-pohon kenangan sepanjang jalan.

bayang-bayang terendam, mencair bersama dinginnya malam, mengantar sekujur tubuhku di tungku, mengapikan semula mimpi yang luruh dari sepasang mataku, mati yang masih rindu.

angin selalu menyapu bisikan-bisikan di jendela dan mencuri desah ranting yang saling mencumbui hening. Hingarkan berandaku yang kehilangan hujan, kekasih kemarau yang sesat di perjalanan. Membunuh bulanku yang gigil tanpa dekapan.

sehelai kelopak malam yang kutemukan di wajah bulan, belum bulat untuk kutemukan firasat, dalam dua kali telapak tangan yang kita lipat, belum juga bulan itu segiempat, namun menenun selembar rindu tidaklah cepat, kerana aku ingin berlama-lama di dalam fikiranmu sehingga kau bisa menghitung tiap helai rambutku ketika waktu sudah tak memilih rindu ...

0 comments:

Post a Comment