blog ini merupakan karya sastra yang berisikan kritik sastra, cerpen dan puisi

Friday, April 10, 2020

TIDAK LAGI MENEMUKANMU

Kita pernah seperjalanan.....

Pernah mengartikan logaritma rindu di dalam silabus puisi tentang senja, hujan dan langit kelabu, meski itu bukan bulan yang kudekap dalam pengikat kata tentang wanita setia.

Menyeret langkah sepanjang kaki lima kota, tembok-tembok malam belum runtuh oleh sepi, mimpi masih berkeliaran di dalam cahaya, hinggap di dalam sederet kepala, inginku tangkap dan memasukannya di dalam selimutku yang masih jaga; menanti pulangku dari mencarimu di sebelah pintu yang patah hatinya.

Hening berlari, mengisi saku dan sepatu, suara angin tidak bisa aku baca, lalu pesan seperti peluru-peluru yang menembak dada, tak sempat kurasa sakit yang menghujam nyawa, suara-suaramu hanya kosa kata yang hilang vokal, janggal tak bisa menggenapkan mati yang kupunya.

Aku pernah memegang setangkai hujan di sana, ia mekar lalu berjatuhan di atas pipiku yang pasi, mencurahkan cerita-cerita tentang kenangan yang terlalu dini, masih bayi, terlalu naif untuk kita maknai, lalu aku membuka lembar, kutikam beberapa paragraf rindu yang ku gumpal di dalam huruf-huruf tanpa tanda tanganmu, lebu.

Sungguh, aku berjalan terlalu jauh,
bahkan aku tidak pernah berhenti, berkali-kali kereta ini aku naiki, berulang-ulang aku kembali ke stasiun ini lagi, malam-malam yang sama, sajak-sajak yang serupa, tidur yang tak pernah lena dan sepasang hati kita yang tak pernah berjumpa tidak lelah menelan air mata.

0 comments:

Post a Comment