blog ini merupakan karya sastra yang berisikan kritik sastra, cerpen dan puisi

Friday, April 10, 2020

LANGIT SENJA

Perjalanan senja meluruhkan kenangan dari langit, butiran hujan dan remang lampu, luka dan juga rindu...

Sesosok ingatan berlari dan melayang di jalan-jalan, kemudian pulang mencatat nama mu di dalam buku musim, sebagai matahari yang tenggelam, terkadang sebagai bulan yang tak pernah datang.

Mimpi-mimpi meloncat dari mata ku, hancur sepanjang malam, tak sempat menyatu karena kau terlalu sibuk mengetuk pintu sementara aku leka menjahit harum mu di dalam selimut biru.

Gelap tumpah merayap, mengosongkan cerah hingga jejak-jejak kenangan hilang ditelan hujan, bercak-bercak adalah bekas air mataku yang lupa diusap malaikat, setelah langit menutup pintu, aku mengunci asmara ku, luka; tak bertemu.

Meski akhirnya di bawah langit tanpa warna, aku mengantarmu untuk pergi bersama sebuah bagasi, di dalamnya ku titipkan banyak kenangan dan juga mimpi untuk menemani mu sepanjang perpisahan ini.

Aku keliru, helai-helai sajak ku kehilangan tunggu, narasi-narasi ku hanya keluhan yang tak berpenghujung, langit senja kurasa makin jauh tertinggal di belakang, sedangkan sementara dadaku tertikam, rindu tercecer darinya, detak-detak ku menggelepar dan bingar.

Sekejap, mataku dan lampu-lampu mirip, padahal sepotong bulan berendam, cair dalam mata hitam, aku membuka pejam, langit di atas ku menggulung malam dan wajah mu yang pernah tergantung di bintang luruh di ujung jalan...

0 comments:

Post a Comment