blog ini merupakan karya sastra yang berisikan kritik sastra, cerpen dan puisi

Friday, April 10, 2020

MENGEJAR MATAHARI

Sudah terlambat, ia tenggelam bersama kenangan di ujung langit merah semalam, meski hari ini ia kembali datang, suasananya tak lagi sama, sangat beda, hingga rindu menjelajahi dada, ingin pulang pada senja yang hilang dalam matamu yang separuh bulan, sebelum pejam.

Aku mengerti tentang jalan, walau tak lagi bisa kumaknai dengan hujan, setelah Februari tergesa-gesa menulis perpisahan, aku memasang lampu-lampu di langit, menggantikan matahariku yang enggan, memeluk tangkai malam dengan sekuntum mimpi yang luruh di birai mata, menjadi tangisan.

Malam terlalu panjang, aku masih mencari matahari yang dicuri, di helaian hari bulan atau tanggal yang masih bergerimis di angka-angka usia, sepanjang bilangan rambutku yang mulai putih oleh bicara-bicara malaikat di jendela.

Kamukah matahari atau aku? Kita saling mengejar rindu di sebagian senja kemarin dulu dan memasuki ingatan di kepala waktu, mencampur warna di gelas puisi, coba menumpahkan pelangi, namun matahari tetaplah matahari yang lupa kuberikan hati.

Perjalanan belum selesai, walau kita sudah sampai, aku benci untuk mengerti satu hal;

"Sehingga cinta menemukan kita lagi, meski bukan untuk saling memiliki."

0 comments:

Post a Comment